Sabtu, 20 November 2010

Kenali Dulu Si Kintamanis Dari Pulau DEWATA



Berapa banyak dari kita yang telah mengenal Anjing Kintamani Bali???

Anjing Kintamani adalah ras anjing yang berasal dari daerah pegunungan Kintamani, pulau Bali. Anjing Kintamani Bali merupakan Anjing Trah Pertama Indonesia yang diakui oleh PERKIN (Perkumpulan Kinologi Indonesia).




Saat ini Anjing Kintamani Bali sudah lama dibiakan dan disosialisasikan belakangan waktu kemarin Anjing Kintamani Bali SUDAH mendapat pengakuan Regional dari Asian Kennel Union (AKU) 

Guna mendapat pengakuan internasional itu harus didukung oleh hasil penelitian terhadap 15 generasi dan sepuluh percontohan pemuliabiakan Anjing Kintamani Bali.
Diperkirakan populasi Anjing Kintamani Bali di Indonesia sudah melebihi 600 ekor, dengan standard dan silsilah dari PERKIN.

Tahap pemuliabiakan Anjing Kintamani Bali ini telah mencapai generasi ke 5 dan dalam proses untuk di sosialisasikan ke Asian Kennel Union (AKU), selanjutnya apabila telah mencapai generasi ke 8 dan populasinya sudah mencapai 1000 ekor, Anjing Kintamani Bali baru dapat diproses untuk di sosialisasikan ke Federation Cynologique Internationale (FCI) guna mendapat pengakuan dari dunia international.


Anjing Kintamani memiliki sifat pemberani, tangkas, waspada dan curiga yang cukup tinggi. Merupakan anjing penjaga (guard dog) yang cukup handal, sebagai pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, loyal terhadap seluruh keluarga pemilik dan tidak lupa pada pemilik atau perawatnya.



Sedikit perMelalui uji pengamatan lapangan dengan membandingkan antara Anjing Kintamani dari hasil kennel pemuliabiakan dan Anjing Kintamani di kawasan Kintamani, disusunlah Deskripsi dan Standar Fenotip Anjing Kintamani meliputi ciri-ciri umum, sifat-sifat umum, tinggi badan/gumba, dasar pigmentasi kulit, bentuk kepala, telinga, mata, hidung, gigi, bentuk leher, bentuk badan, kaki dan ekor mempunyai kesamaan. Perbedaannya pada distribusi warna bulu dan ditetapkan pada tanggal 16 Oktober 1994. Standar ini dipakai sebagai acuan dasar pada setiap Kontes dan Pameran Anjing Kintamani dan mendapat pengakuan PERKIN (Dharma.M.N. Dewa; PudjiRahardjo; Kertayadnya I.G, 1994.).



Standarisasi:
Untuk memperoleh Standar Anjing Kintamani diperlukan pengamatan dan penelitian yang terus menerus dan berkelanjutan. Gambaran sementara yang dapat dilihat dari keunggulan Anjing Kintamani dari hasil pengamatan lapangan dan hasil pemuliabiakan pada Anjing Kintamani yang berbulu putih spesifik dapat diuraikan sebagai berikut:



Ciri-ciri Umum:
Anjing ini dapat digolongkan dalam kelompok anjing jenis pekerja (working dog) dengan ukuran sedang, memiliki keseimbangan tubuh dan proporsi tubuh yang baik dengan pertulangan kuat yang dibungkus oleh otot yang kuat, sebagai anjing pegunungan memiliki bulu yang panjang (moderat) dengan warna putih spesifik, hitam atau cokelat. Pengelompokan dalam sistem FCI, anjing Kintamani masuk dalam group V karena memiliki ciri-ciri anjing spitz dan tipe primitif seperti Chow Chow, Basenji, dan Samoyed.



Sifat-sifat Umum:
Anjing Kintamani memiliki sifat pemberani, tangkas, waspada dan curiga yang cukup tinggi. Merupakan anjing penjaga (guard dog) yang cukup handal, sebagai pengabdi yang baik terhadap pemiliknya, loyal terhadap seluruh keluarga pemilik dan tidak lupa pada pemilik atau perawatnya. Anjing Kintamani (Bali) suka menyerang anjing atau hewan lain yang memasuki “wilayah kekuasaannya” dan juga menggaruk-garuk tanah sebagai tempat perlindungan. Pergerakannya bebas, ringan dan lentur.



Bentuk kepala:
Kepala bagian atas lebar dengan dahi dan pipi datar, moncong proporsional dan kuat terhadap ukuran bentuk kepala, rahang tampak kuat dan kompak, memiliki gigi-geligi kuat dengan gerakan gigi seperti menggunting, bibir berwama hitam atau cokelat tua. Telinganya tebal, kuat, berdiri berbentuk V terbalik dengan ujung agak membulat. Jarak antara kedua telinga cukup lebar, panjang telinga kurang lebih sama bila dibandingkan dengan jarak antara dasar dua telinga bagian dalam dengan sudut mata luar.
Mata berbentuk lonjong seperti buah almond dengan bola mata berwarna cokelat gelap dan bulu mata berwarna putih. Hidung berwarna hitam atau coklat tua dan warna hidung ini sering berubah karena penambahan umur dan musim.
Untuk mempercepat pengakuan dari Federation Cynologique Internationale, dalam memenuhi ketentuan/persyaratan perlu upaya-upaya secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu upaya adalah meneliti hubungan antara stuktur dan profil DNA distribusi warna bulu putih spesifik secara genotip dengan fenotip warna bulu putih spesifik pada Anjing Kintamani.



Distribusi warna bulu pada Anjing Kintamani dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:
1. Warna bulu putih sedikit kemerahan dengan warna coklat-kemerahan pada telinga, bulu di bagian belakang paha dan ujung ekornya.
2. Warna hitam mulus atau dengan dada putih sedikit.
3. Warna coklat muda atau cokiat tua dengan ujung moncong kehitaman, sering disebut oleh masyarakat sebagai warna Bang-bungkem.
4. Warna dasar coklat atau coklat muda dengan garis-garis warna kehitaman, yang oleh masyarakat disebut warna Poleng atau Anggrek.



Tinggi dan bentuk badan:
Anjing Kintamani jantan mempunyai tinggi 45 cm-55 cm dan anjing betina 40 cm-45 cm. Dengan warna bulu kebanyakan berwarna putih spesifik (sedikit kemerahan) dengan warna merah kecoklatan (krem) pada ujung telinga, ekor dan bulu dibelakang paha. Warna lainnya adalah hitam mulus dan cokelat dengan moncong berwarna hitam (bangbungkem), pigmentasi kulit, hidung, bibir kelopak mata, skrotum, anus dan telapak kaki berwarna hitam atau cokelat gelap.
Lehernya tampak anggun dengan panjang sedang, kuat dengan perototan yang kuat pula. Dada dalam dan lebar, punggung datar, panjangnya sedang dengan otot yang baik. Badan anjing betina relatif lebih panjang dari jantan. Anjing Kintamani (Bali) memiliki bulu krah (badong) panjang berbentuk kipas di daerah bahu (gumba),makin panjang bulu badong makin baik.
Kaki agak panjang, kuat dan lurus jika dilihat dan depan atau belakang. Tumit tanpa tajir, gerakan kaki ringan. Ekor bulunya bersurai, posisinya tegak membentuk sudut 45 derajat atau sedikit melengkung tetapi tidak jatuh atau melingkar di atas pinggang atau jatuh ke samping. Makin panjang bulu ekor makin baik .



Sumber
                                      Oleh drh. Pudji Rahardjo, MS. 

                 

6 komentar:

  1. mohon info, kira-kira ada yang jual untuk daerah tangerang ngga?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. mohon infonya dong,
    di daerah Surabaya dan sekitarnya ada yg jual ngga ya??
    lagi pengen AKB nih~
    (>.<')

    BalasHapus
  4. surabaya ada.

    klik di sini..

    http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1184597

    atau

    http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=1419199894

    atau

    http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=1445680550

    BalasHapus
  5. kata orang orang yang bang bungkem tu nga boleh di pelihara ya??? karena utk dipake caru... aku punya yang bang bungkem tapi bisa d plihara ga ya??? tolong infonya!!

    BalasHapus
  6. Hero, anjing kintamaniku.. Datuk Induknya tidak memiliki surat, serifikat, stamboom... Karena sama dengan nenek moyang kita sebelumnya juga tidak punya Kartu Identitas (KTP/Pasport).. Nah, kini Hero ingin memiliki surat, sertifikat, stb atau apalah...! Menurut Perkin tidak bisa karena dari induk yang tidak punya surat, stb! Gimana ya?

    BalasHapus